Minggu, 25 Maret 2012

TAREKAT NAQSABANDIYYAH QADARIYYAH


TAREKAT NAQSABANDIYYAH QADARIYYAH

A.    Sejarah Tarekat Naqsabandiyyah Qadariyyah

Naqsabandiyyah Qadiriyyah dipimpin oleh Syekh Abd al-Qadir al-Jailani (W. 561/1166 M ) dan beliau lah yang telah mendirikan tarekat ini. Syekh Abd. Qadir al-Jailani memimpin madrasah dan ribathnya di Baghdad, Sepeninggalnya, kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Abd. Wahab (552-593 H./1151-1196 M.) Dan setelah Abd. Wahab wafat, maka kepemimpinannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Abd. Salam (w. 611 H./1241 M.) Madrasah dan ribath (pemondokan para sufi), secara turun menurun tetap berada di bawah pengasuhan keturunan Syekh Abd. Qadir al-Jailani.
Adanya  tarekat   Naqsabandiyyah di cidahu kec. Cadasari  kab. Pandeglang  ini di bawa oleh ulama yang biasa di kenal oleh  masyarakat dengan sebutan  Abuya Dimyati.  Yang  memiliki  nama   lengkap  KH.Muhammad  Dimyati  yang  biasa dipanggil dengan Buya Dimyati merupakan sosok Ulama Banten  yang memiliki karismatik,  beliau  lahir  sekitar tahun 1925 anak pasangan dari H.Amin dan Hj.Ruqayah. Sejak kecil Buya Dimyati sudah menampakan kecerdasannya dan keshalihannya, beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai dari Pon-pes Cadasari, kadupeseng Pandeglang,ke Plamunan hingga ke Pleret Cirebon.

B.     Pemimpin

Pemimpin tarekat di cidahu kec. Cadasari kab. Pandeglang adalah Abuya Dimyati tetapi setelah beliau meninggal ajaran-ajaran terakat ini di lanjutkan oleh anak-anaknya.

C.     Ajaran-ajarannya
Ada beberapa  ajaran-ajaran yang meraka yakini untuk mendekatkan diri kepada allah SWT yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits yaitu dengan cara dzikir, kesempurnaan suluk dan adab kepada para mursyid. Dan ajaran tarekat ini mewajibkan kepada anggota-anggotanya untuk memakai peci ( kopiah ) selain itu mereka mengajarkan agar mendirikan shalat lima waktu.

D.    Respon Masyarakat
Masyarakat yang ada di daerah sekitar pesantren tidak pernah merasa risi dengan adany a ajaran tarekat naqsabandiyyah qodiriyah karena menurut mereka ajaran tarekat naqsabandiyyah qodiriyah itu tidak lah menyimpang dari ajaran agama islam ahlusunnah waljamaah.



E.     Menurut Penulis Tentang Naqsabandiyyah Qadariyyah
Tarekat naksabandiyah sebenarnya bukanlah aliran islam eksklusive, akan tetapi hanya merupakan sekelompok orang yang berkeingian  lebih mendalami agama islam, yang menurut mereka naksabandiyah lah menjadi pilihan mereka, karena menurut mereka tarekat naksabandiyah yang dipelopori oleh syeikh abdul qodir zailani merupakan ajaran yang sebenarnya, sebenarnya tak ada yang berbeda dalam cara beribadah mereka dengan islam ahlusunnah wal jamaah, karena menurut mereka ajaran mereka juga merupakan ajaran ahlusunnah wal jamaah, hanya saja dalam pelaksanaan nya  mereka memiliki  cara yang berbeda yakni bacaan dzikir mereka adalah “Laa ilaaha illallah”, namun disayangkan aliran mereka agak tertutup, mungkin dikarenakan pradigma masyarakat yang mengira aliran tersebut merupakan aliran yang eksklusive, mereka menjadi agak sensitive jika aliran mereka di kaitkan dengan Negara, padahal ajaran mereka sebenarnya tidak menyimpang.
Ajaran mereka menjunjung tinggi sholat lima waktu dan bagi kaum adam diwajibkan memakai peci ( kopiah ) dan bagi yang tidak memakai peci ( kopiah ) di ibaratkan cina.
Menurut kami pribadi ajaran tersebut sebenarnya tidaklah menyimpang, karena ajaran mereka tidak menyebabkan kesesatan bagi pengikutnya, hanya saja mereka sangat percaya terhadap ajaran syaikh abdul qodir zailani.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

assalamualaykum ya ukhti saya mohon diizinkan untuk mengkopy artikel ini yah...haturnuhun sebelumnya..

hormat saya
Abi Zalfa Z